Nothing To Do

Diberdayakan oleh Blogger.

Most-View

Whats New?

Site Under Construct
Blogger Widgets

Wingless Winged Angel : Chapter 0 - Chaos Begins

Langit yang hampa tanpa awan,udara dingin,angin yang bertiup cukup kencang.Tidak ada bintang yang terlihat berarti,hanya bulan dengan ukurannya yang lebih besar dari biasanya menyinariku dengan sinarnya,bulan seakan menatapku dengan cermat dari atas sana malam ini.Meskipun begitu ini seperti.

"Gelap !"
"Dingin !!"
"Menakutkan !!!"

3 hal yang saat ini tidak aku coba rasakan tapi semakin aku menolak rasanya semua rasa ini semakin nyata,berjalan dan berjalan di kota ini tapi tampaknya tidak ada siapapun disini.

"Haaaah membosankan,kota ini mati kenapa aku ada disini? dan kenapa dengan perasaan ini?"

Berjalan dan berjalan tanpa tujuan yang jelas,hanya memastikan aku berjalan dengan arah yang tetap.

"Hallooo adakah seseorang yang hidup disekitar sini!! atau setidaknya seseorang atau apapun yang bisa aku ajak berbicara"

"SIAL beberapa kali ku mencoba memang tidak ada apa-apa disini."

Tidak ada yang bisa ku lakukan selain melanjutkan perjalanan ini,sepanjang jalan aku melihat kota yang indah,jalanan yang tersinari cahaya lampu,kesunyian ini pun menjadi hal yang indah jika aku berfikir sedikit  positif.

"Suara apa itu? mungkinkah seseorang berjalan?"

Aku merasa terselamatkan meski tidak pernah tahu apa yang akan muncul dari kegelapan disana tapi semengerikan apapun itu kuharap aku bisa berbicara dengannya,suara langkah kakinya semakin dekat dekat dan dekat,perlahan-lahan bayangan dari kejauhan terlihat semakin terlihat jelas.

"Dari bentuknya kupikir dengan satu kepala dua tangan dan dua kaki kemungkinan besar itu manusia"

Lampu penerangan yang berjarak sekitar 10 meter dari tempatku sekarang beberapa saat lagi akan menjelaskan tanda tanya terbesar dari otakku ini,saat sosok itu tiba di bawah sinarnnya semuanya akan menjadi jelas.Setelah sosok itu di bawah sinar lampu penyelamat ini nampaklah seorang laki-laki terlihat menatapku dengan sorotan mata yang tidak tampak jelas dari jarak ini,dia berjalan menunduk ke arahku perlahan,langkah demi langkahnya terlihat pendek seperti orang yang kelelahan.Entah apa yang harus aku lakukan menjauh atau menolong orang ini yang terlihat sangat lemah.

"Apapun dia,asalkan bernafas dan menyedihkan itu cukup membuatku menolongnya"

Rambutnya berwarna putih sepanjang bahu terlihat kusam,dia menatapku bibirnya bergerak mencoba mengatakan sesuatu,yang janggal adalah aku hanya bisa melihat dia berbicara tapi tidak satu kata pun yang ku dengar darinya

"Tubuhku kenapa? sesuatu menarikku,semuanya bergetar,semuanya gelap"

"Bangun,bangun,B..!"

Menarik nafasku dalam mengeluarkannya cepat bersamaan dengan membuka mataku,mulai menggerakan telapak tanganku meraba tempat sekitar ku berbaring,aku terbangun dari tidurku karena suara lembut seorang wanita.

"Mimpi?"

Lembut,ini kan kain? aku dimana,rumah,kamarku? ternyata tadi itu hanya mimpi yang aneh berada di kota kosong mendengar ucapan tak bersuara seorang laki-laki,mimpi tidak jelas di pagi hari,masa remaja kenapa kau begitu kejam?

"Lebih baik bersiap,apalagi? pergi sekolah"

...

Kedua tangan mengeringkan rambut basah ini dengan handuk masih terpikir mimpi di tidur terakhir kali

"Lupakan saja"

Karena setelah ini masalah ini baru dimulai,tentu saja masalah di hari selasa pagi ini baru saja akan di mulai,berjalan di tangga menuju kamar,di sana aku mencari seragam dan membawa tas,menuruni tangga,memakai sepatu,membuka pintu,dan

"Selamat pagi"

Seorang gadis menyapaku dia mengucapkannya dengan malu-malu,ku jawab sebari menutup pintu

"Pagi"

Wajahnya familiar dan memerah saat dia mulai berkata

"Kebetulan aku lewat bisa pergi ke .. mm bisakah kita pergi ke sekolah bersama?"

Apanya yang dia sebut kebetulan,jelas-jelas dia sedang berdiri melihat ke pintu rumah menungguku keluar.Ya ini yang ku sebut dengan masalah,gadis manusia ini menjadi seperti ini hampir setiap hari semenjak kejadian itu.

"Mengapa tidak?" jawabku

Dia membalasnya dengan senyuman aneh di wajahnya,setelah itu kami berjalan ke sekolah bersama,tak kusadari di tengah perjalanan ku lihat cukup banyak murid kelas satu lainnya di sekitar dengan berbagai ekspresi di wajahnya,sedangkan aku berjalan dengan seorang gadis disisiku tanpa ekspresi dan tidak mengatakan apapun di perjalanan hanya menjawab perkataan-perkataannya saja seenaknya,sampai pada aku berada di titik aku membuka mulutku untuk coba berbicara padanya tapi dia mengucapkannya lebih cepat dariku.

"Maaf bukannya tidak mau tapi hari ini sampai di sini aja aku ada perlu dulu,daah"
"Oh iya,moga cepat selesai,hati-hati"

Melambaikan tangan kirinya bersamaan dengan mendahuluiku,aku berkata spontan tadi tidak heran dia terlihat sedikit terkejut,yang itu bukan aku hanya mulutku berkata dengan sendirinya.Dari situ aku melanjutkan perjalananku ke kelas sendirian.

Kelas ini di tempati oleh orang-orang dengan berbagai warna,situasi  ini mengingatanku pada senior bersama teman-temannya,karena menurut senior di sekolahku yang sebelumnya disini berkualitas,selain itu disisi lain aku punya alasan tersendiri masuk sekolah ini setelah aku melihat tempat yang bisa di bilang lebih dari yang lain,mungkin cukup menjelaskan alasanku berada disini.

...

Bel berbunyi menandakan pembelajaran di mulai,matematika untuk permulaannya.Pada awalnya aku sangat menyukainya sampai ketika semua angka di campur dengan huruf-huruf dan membuat semuanya menjadi rumit,tapi bukan berarti sekarang aku membencinya.

"Akan menjadi hari yang panjang"

Setelah itu aku menjalani kehidupan normal seperti biasanya,mengerjakan tugas guru lain,makan siang,membaca buku,dan berbicara dengan teman-teman sekelas.
Tiba pada akhir bahagia.

"Pelajaran hari ini berakhir,periksa barang-barang kalian jangan sampai tertinggal"

Kata-kata yang terucap dari guru ini begitu indah meskipun sudah berkali-kali ku mendengarnya,semuanya bersiap untuk pulang.Pemandangan ini sangat cantik,yang tersurat di wajah mereka yang lelah itu ekspresi bahagia.

"Bagaimana dengan ke kafe sebelum pulang?"
"Nggak masalah"
"Aku ke rumahmu yah setelah ini"
"Pelajaran hari ini agak sulit"
"....."

Bla-bla-bla,semua orang punya urusannya masing-masing sepulang sekolah seperti mesin bermain dan belajar,mereka lelah aku bisa melihatnya tapi kebutuhan akan hiburan membuat mereka seperti itu kurasa.

"Hei kau disana"

Orang bodoh yang lain berteriak di belakangku,meneriakan pada seseorang.

"Hello bisa kau mendengarku?"

Teriakannya semakin menjadi-jadi,dan bertambah menyebalkan atau yang ia maksud itu aku?

"Kau yang merapikan buku di bangku depan seseorang mencarimu"

Merapikan buku? di depan? maksudnya benar-benar aku,harus merapikan buku dengan cepat berbalik dan meminta maaf padanya dengan senyuman di wajah yang akan aku usahakan.

"Maaf aku tidak mendengar tadi ku kira bukan aku"
"Aku tidak berbicara denganmu tapi gadis di belakangmu"

Kata-katanya jelas,halus,singkat,senyum ini hilang dan pastinya membuatku ingin melemparkan sesuatu seperti seluruh isi tasku tepat ke wajahnya ternyata yang ia maksud gadis aneh yang duduk tepat di belakangku,tapi kali ini salahku yang salah membaca situasi,jadi dia ku ampuni.

Kelasku di lantai satu jadi murid-murid lantai 2 dan 3 akan memenuhi tangga,lebih baik menunggu untuk sejenak sampai kekacauan mereda,mereka seperti satu kelompok unggas yang di lepas dan tidak bisa berhenti berbicara.Setelah menunggu beberapa menit akhirnya tenang juga,berjalan,berjalan sampai akhirnya sampai di gerbang sekolah,seseorang yang kulihat adalah orang yang sama sekali tidak asing terdiam menundukan kepalanya.Apa saatnya berputar arah sekarang dan mengabaikannya? sial aku tidak bisa.

"Aku takut"
"Akan apa? seseorang mengganggumu? dimana dia katakan saja"
"Tidak ada apa-apa,hanya perasaanku saja tidak enak,aku akan pulang duluan"

Dia menggelengkan kepalanya yg masih menunduk itu,pergi begitu saja,apa yang sebenarnya dia lakukan sendiri disini seperti menunggu seseorang atau mungkin....aku? dia menungguiku selama ini?

"Hei tunggu"

Berbalik dan melihatku tanpa berkata apapun

"Pulang bersama,kita pulang bersama.Apa itu akan mengganggumu?"
"Sama sekali tidak"

Akhirnya dia tersenyum,aku tidak senang maupun bahagia hanya tidak mau dia bersikap tidak seperti biasanya,lagipula meninggalkan seorang gadis ketakutan pulang sendiri setelah dia lama menungguku di gerbang sekolah itu merupakan kejahatan buatku.Aku tak akan memaafkan diriku jika sesuatu hal terjadi padanya hari ini.

"Hey itukan ..."
"Sejak kapan dia menyukai wanita?"
"Apa kepalanya terbentur?"
"Seseorang seperti dia berjalan dengan ."
"Siapapun pukul aku buktikan jika ini bukan mimpi,hahah"

Ocehan orang-orang ini membuatku kesal,apa aneh seorang murid laki-laki bersama murid perempuan pulang bersama karena jalan yang mereka tempuh itu sama.

"Maaf karena aku,jadi seperti ini"

Apa yang ku katakan persis dengan yang ia katakan dengan waktu yang bersamaan juga,kupikir dia membaca pikiranku.Dia tersenyum manis lagi,aku memalingkan mukaku.Kita melanjutkan perjalanan lagi ku anggap semua orang yg mengoceh sebagai sekumpulan orang dengan kepala labu halloween,membayangkannya saja membuatku tertawa.

"Sebentar lagi kita berpisah"
"I-iya,rumahku di depan"
"Terima kasih telah mengantarku sampai disini,sekarang sudah lebih baik"
"Sama sekali tidak perlu berterima-kasih"

Percakapan ini tidak boleh berakhir seperti ini,apa aku perlu mengantarnya sampai depan rumahnya lalu kembali lagi kesini.

"Aku ingin mengantarmu sampai di depan rumahmu"
"Apa?"
"Aku akan mengantarmu pulang,aku belum tahu rumahmu jadi sekarang saatnya"
"Oh soal itu,baiklah maaf jika merepotkan"
"Ini keinginanku"

Setelah beberapa lama kami sampai di depan rumahnya,

"Disini rumahku,sekali lagi terima kasih"
"Kau sudah mengatakannya sebelumnya"
"Bukan tentang mengantarku sampai disini,tapi untuk hari ini untuk mau berbicara denganku seharian ini,aku sangat senang"
"..."

Perasaan apa ini? dia meremas jantungku dia memakai sihir tingkat tinggi hanya dengan tatapan mata itu aku terkena satu hit serangan dan mati.Aku berlebihan itu cuma tatapan gadis SMA biasa.

"Aku pulang,ternyata tidak sejauh yang kupikirkan"
"Tidak berkunjung dulu?"
"Mungkin lain kali,lagipula ini pertama kalinya aku tahu rumahmu,ini terasa sedikit.."
"Aku akan menunggu hari itu,lagipula rumah kita berdekatan"

Mata,matanya serasa tersenyum dengan indahnya berwarna coklat,seperti cermin memantulkan apa yang ada di depannya,

"Anu,tolong jangan lihat wajahku seperti itu,membuatku malu"
"Hmm Maaf"

Tak kusadari semenjak tadi ku hanya memandangi wajahnya itu,tidak bukan wajahnya tapi matanya dan daerah sekitar matanya.

"Aku pergi dulu"
"Hati-hati di jalan"
"Ku pastikan ku berhati-hati,daah"
"Daah"

Kemudian ku kembali berjalan ke arah rumahku melewati jalan yang sebelumnya,sesampainya di rumah melihat rumahku sejenak.

"Aku pulaang"

Membuka pintu,melepas sepatu menyimpannya di rak,tak lama kemudian adikku menyapaku dengan ramah

"Kakak yang bodoh,kau terlambat pulang hari ini"
"Jangan mengganggu kakakmu yang baru pulang sekolah biarkan dia istirahat"
"Aaah ibu aku mengerti"
"Aku ada urusan sebentar tadi"
"Wow sejak kapan kakak punya urusan? biasanya sepulang sekolah hanya malas-malasan saja,pasti sesuatu yang penting"
"Tidak juga"
"Oh iya kak,setelah mengganti baju,temani aku menonton film yah?"
"Iya iya"

Naik tangga dengan tujuan kamarku yang berada di lantai 2,adik kecilku itu duduk di SMP kelas 3 hanya berbeda 1 tahun denganku dia kelas 3 sekarang tetap saja kelakuannya masih seperti anak SD,jika aku menolak tawarannya tadi dia akan datang ke kamarku dan menarikku memaksa menonton film dengannya.
Inilah kamarku 1set komputer dengan monitor 22",1 TV 21" dengan DVD player,GamePlayer,dan 1 rak buku.Sudah membuatku nyaman berdiam diri di kamarku untuk waktu yang lama.Aku berbaring di tempat tidur mengistirahatkan diri sejenak.

Dan...

Sesuatu yang besar menghantam bumi,suaranya sangat keras dan memekakkan telinga,aku terlempar dan jatuh tengkurap tidak lama setelahnya sesuatu seperti api hitam menyebar keseluruh ruangan,apinya hitam diikuti dengan warna biru tua menyala setelahnya.Aku menutup wajahku tetap tengkurap melindungi wajah yang berharga ini.

"Apinya dingin?"

Berlari menuju jendela berharap mengetahui apa yang terjadi,hanya beberapa centimeter untuk dapat melihat dunia luar,Hantaman kedua terjadi kali ini aku sudah siap disamping itu hantamannya lebih lemah dari sebelum jadi aku bisa menahannya,cahaya putih keemasan menyebar kesegala arah melawan api hitam tadi tapi cahaya ini hangat.

"Sebenarnya apa yang terjadi?"
"Kakaaak,aku menagih janjimu"
"Adikku apa yang dia lakukan dalam situasi seperti ini,dia mengabaikan semua yang terjadi"

Braak..! dia membuka pintu dengan lurusnya padahal tidak tahu berapa kali aku menyuruhnya mengetuk pintu sebelum masuk.

"Eeeh apa yang kakak lakukan di depan jendela? melihat matahari terbenam? aku tak tahu kakak seorang seperti itu"
"Pergi dari sini,kita harus cepat berkemas bawa benda yang perlu saja,ada serangan alien atau bencana besar kita harus segera pergi dari sini secepatnya"
"Kakak ini terbawa mimpi sore hari atau semakin bodoh saja,tidak ada yang terjadi sama sekali,lihat kalung kesayangan kakak yang kakak gantung di pegangan lemari bahkan tidak bergerak sedikitpun"

Memang benar apa yang ia katakan tapi jika hanya aku yang merasakannya,benda sekitarku juga tidak menerima dampaknya,Pasti ada sesuatu yang salah denganku.




Next Chapter ~
Chapter 1 : School Day

Wingless Winged Angel : Prologue

Berdiri di atap gedung berlantai 40 mulai terbiasa dengan kehidupan gila ini,bisa dibilang "dipaksa" terbiasa.Menjadi penengah dari dua pihak yang bertentangan itu bukan pilihan,tidak tahu mana yang harus kupilih,menjadi pihak netral hanya membuatku diburu oleh kedua pihak,saat ini aku belum cukup kuat bahkan sekedar untuk melindungi diriku sendiri butuh setengah nyawaku.Aku harus menjadi lebih kuat sebelum menjadi kuat,disamping itu aku tak akan melakukan serangan apapun sebelum aku tahu semuanya.

...

Udara yang tidak bisa di sebut segar dan suhu mengerikan di pagi buta sesuatu yang tidak bisa ku rasakan atau setidaknya ku alami di setiap harinya,suatu hal yang menyebalkan mencium aroma mengecewakan di pagi hari ini membangunkan "mimpi" indah di tidurku sebelumnya.

"Tidak ! aku bukan pemalas "

Setidaknya kata itu yang terbesit di otak beku ini saat ku mulai berfikir untuk kembali tidur

"Apakah aku seorang pemalas sekarang ? hmm mungkin iya"

Meski yang kukatakan begitu lantang dan keras tentang untuk Tidak kembali tidur tapi tubuh ini rasanya lemah seperti seseorang yang tidak punya tenaga untuk bangun dan kedua tangannya terborgol dengan tempat tidur ,

"Aku mulai berfikir aneh lagi"

Lebih baik jika memulai dari hal kecil seperti keluar dari dekapan hangat selimut berbahan acrilic dan poliester ini, haha entah darimana aku mengarang bahannya yang jelas bahannya begitu lembut dan hangat saat cuaca dingin, O.K aku bisa melakukannya! tanpa berfikir begitu panjang aku bangun dengan sekuat tenaga sekaligus membuka selimut dan seketika api semangat membara dari usaha bangun tidur ini berubah menjadi api beku yang jatuh ke lantai sebagai bongkahan es, bagaimana tidak? udara suhu ruangan ini lebih seperti di kutub, selimut yang sedikit terbuka aku dalam posisi duduk di kasur merasakan dingin yang cukup.

Aku terdiam sesaat menunggu tubuhku menyesuaikan dirinya dengan lingkungan,setelah beberapa menit menunggu selagi memperhatikan jam dinding berjalan akhirnya tubuhku terbiasa,aku melompat dari kasur dan

"BRAAaaaak !!!!!!"

Wajahku terperosok ke dalam posisi dimana kepala berada di bawah dan bagian tubuh bawahku masih berada di kasur kuakui rasanya sedikit agak sakit,aku cepat bangun dan berjanji tidak melakukan hal aneh lagi ketika bangun tidur,ku berjalan di karpet kamarku melihat beberapa mainan masa kecil yang masih tersimpan dengan baik di meja belajarku, mainan yang sangat wajar dimiliki anak-anak seperti kepala tengkorak hitam-putih,Naga api dengan mulur penuh darah dan sayap kerennya,dan Palu karet yang merupakan mainan pertamaku dan mainan favoritku kata ibu.Semua mainanku benar-benar ..... Wajar

Menatapnya di saat ini mengingatkanku pada masa kecilku yang indah,tentu saja moment-moment itu sudah berlalu beberapa tahun yang lalu,aku remaja sekarang aku tumbuh menjadi remaja yang tinggi, bertubuh sedikit agak kecil,bersuara sexy,pintar,cerdas,cukup berotot dan pastinya agak gila.Semuanya itu opiniku kecuali yang terakhir,itu teman-temanku yang mengatakannya.

"Saatnya mencuci muka"

Aku bergegas menuruni tangga rumah yang terasa dingin meski aku memakai sandal tipis rasa dinginnya masih tetap bisa kurasakan dengan tangan memegang pegangan tangga aku mempercepat langkahku menuju lantai bawah.Sebenarnya sejak awal aku sudah menahan-nahan buang air kecil dan inilah saat nya untuk masalah ini,setelah selesai dengan masalah sebelumnya,aku mencuci mukaku di wastafel dengan "air es" ini sambil memikirkan apa yang akan kulakukan setelah ini

"aah segarnyaa mencuci muka di pagi hari"

Cermin di depanku memperlihatkan wajah yang tidak asing lagi yaitu wajahku sendiri hanya ada sedikit masalah, ini tentang kulitku apa yang terjadi begitu.... begituuuu.... begituuuu

"Mempesona hahahaha"

Lupakan aku hanya bergurau,kulitku terlihat lebih pucat dari biasanya, perpaduan udara pagi hari dan mencuci muka dengan "Air Es" mungkin yang menciptakan ini suatu perpaduan luar biasa keren

"Aku terlihat seperti undead di game-game RPG yang sering aku mainkan"

Hey apa yang kalian pikirkan? undead disini bukan zombie atau seseorang yang mati karena makhluk aneh hal seperti itu pastilah jelek berbanding terbalik dengan wajahku ini. Yang aku maksud seorang DeathKnight dengan pedang besar,wajah nyaris terlihat tanpa darah,pucat,otot mengagumkan,skill-skill summon dan tentunya DeathAura yang hanya dimilikinya.Huh,Aku baru saja membandingkan diriku dengan orang mati dan merasa bahagia dibuatnya.

Masih melihat bayangan yang cermin pantulkan dengan posisi sedikit menunduk aku menutup kedua mataku bersamaan dan membukanya setelah beberapa detik hal yang baru aku lihat pertama kali di bawah kelopak mataku ada warna berbeda warnanya agak tua dengan beberapa garis halus.

"AKU TIDAK PERCAYA"

Menutup mata membukanya lagi terus dan terus berulang hingga beberapa kali ternyata hal itu tidak hilang juga,aku menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan dan berkata "It's O.K" suatu tanda dari seseorang yang durasi tidurnya kurang dari orang normal yang tidur 8 jam sehari.Sudah cukup dengan cermin sekarang saatnya mandi,aku mandi dengan cepat seperti seseorang yang di haruskan steril sebelum waktu yang di tentukan ,dan dengan cepat aku selesai dan mengenakan handuk mengeringkan tubuhku dengan hati-hati.

Saatnya berganti pakaian dengan seragam sekolah SMA-ku,siap melihat wanita-wanita cantik di sekolah maksudku teman-teman di sekolah, sejak tadi bangun tidur ada sesuatu yang mengganjal entah mengapa hal itu baru saja aku sadari jika ini pagi hari seharusnya ibu dan adik perempuanku sudah menyiapkan sarapan atau setidaknya membuat seisi rumah berisik tapi hari ini tidak,cukup aneh apa mungkin mereka tertidur lelap sampai pagi ini ?

"Oh sial,sesuatu salah terjadi"

Aku langsung mencari jam dinding di kamarku dan memang menyebalkannya jam memang berhenti di pukul 06.15 jarum biru penanda detik itu tidak bisa naik hanya berdetak di tempat yang sama,segera aku mencari ponselku dan melihat jam baru menunjuk di 03.12,banyak hal di otakku yang mulai muncul muncul dan muncul tak tau apa yang harus aku katakan aku hanya berteriak seperti seekor sapi

"AAAAAAAAARRrRrrrgh !!!!"



Next Chapter ~
Chapter 0 : Chaos Begins

- Copyright © 70% Demon - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -